KARYA
TULIS
Disusun
oleh
IRSALINA SANTI KHASANAH
SMA NEGERI 1 CEPER
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang Masalah
Negara Indonesia kaya akan budaya, tradisi, bahkan
berbagai macam permainan tradisional anak-anak. Dibeberapa daerah, bahkan ada
jenis permainan yang sama, meskipun namanya berbeda. Permainan tradisional
adalah warisan kekayaan yang perlu dilestarikan.Terlebih lagi aneka permainan
tradisional mengandung nilai-nilai positive bagi kehidupan anak.
Berbagai
macam permainan tradisional berkembang di provinsi Jawa tengah, khususnya
daerah klaten. Seperti jamuran, petak umpet, engklek, dakon, betengan, lompat
tali, ular naga, balap karung, benthik, gobag sodor dan masih banyak lagi
bermacam-macam permainan tradisional lainya.Seiring dengan perkembangan
teknologi, sebagian besar anak-anak di jaman sekarang jarang, bahkan tidak lagi
mengenal permainan tradisional tersebut, karena mereka lebih cenderung bermain
game menggunakan alat-alat elektronik, misalnya Handphone, Ipad, Laptop,
Komputer, Tablet, selain itu mereka juga lebih menyukai untuk bermain
PlayStation hingga berjam-jam.Perkembangan teknologi dewasa ini mampu
menghasilkan permainan modern seperti Point Blank, Heroes of 3 Kingdom, War 2,
Angry Bird dan permainan modern lainnya yang menyebabkan anak-anak Indonesia
terutama anak-anak yang hidup di kota-kota besar mulai melupakan permainan tradisional
warisan Indonesia.
Banyak pihak yang
cenderung berargumen bahwa permainan tradisional sudah ketinggalan jaman.
Padahal permainan tradisional terdapatbanyak manfaat di dalamnya. Salah satu
contoh adalah permainan “gobag sodor” , adalah salah satu permainan tradisional
yang mulai di tinggalkan, padahal permainan ini termasuk permainan yang mudah
dan murah (permainan yang tidak perlu mengeluarkan uang)
Berdasarkan persoalan di
atas maka muncul masalah dimana permainan gobag sodor mulai menghilang. Dan
anak bangsa indonesia lebih menggemari permainan modern dengan menyebut dirinya
sebagai anak gaul, sedangkan permainan tradisional dianggap permainan yang
jadul.
Penulis tertarik untuk
mengkaji tentang bagaimana cara menghidupkan kembali permainan gobag sodor dan
membuktikan bahwa permainan gobag sodor bukan permainan yang usang dan
ketinggalan jaman
B.Perumusan
masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penulisan
karya tulis ini yaitu “bagaimana cara menghidupkan kembali permainan gobag
sodor?”
C.Manfaat
penulisan
Permainan gobag sodor dapat bermanfaat
bagi anak-anak :
1.
Meningkatkan
sosialisasi dan interaksi dengan teman sebaya, sehingga memudahkan dalam
penyesuaian sosial.
2.
Melatih
kelincahan dan ketangkasan anak.
3.
Menumbuhkan
sikap percaya diri dan tanggung jawab.
4.
Mengajarkan
rasa nasionalisme, cinta tanah air, keterampilan dan strategi, interaksi
sosial, sportifitas dan kejujuran.
Penulis berharap setelah
membaca karya tulis ini juga pembaca dapat mengetahui dan mengembangkan
permainan gobag sodor sebagai permainan tradisional yang patut ditumbuhkan
kembali karena mengandung proses pembelajaran yang bermanfaat bagi perkembangan
anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Permainan
Tradisional Gobag Sodor
Permainan
adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun
tidak menggunakan alat.Sedangkan yang di maksud tradisional ialah segala apa
yang diturunkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua atau nenek
moyang. (Atik Soepandi, dkk : 1985-1986)
Jadi permainan tradisional dapat
diartikan segala perbuatan baik yang menggunakan alat atau tidak, yang
diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang sebagai sarana hiburan atau
menyenangkan hati.
Permainan
Tradisional merupakan kekayaan budaya bangsa yang mempunyai nilai-nilai luhur
untuk dapat diwariskan kepada anak-anak sebagai generasi penerus. Permainan
anak tradisional merupakan permainan yang mengandung wisdom (Suseno, 1999),
memberikan manfaat untuk perkembangan anak (Iswinarti, 2005), merupakan
kekayaan budaya bangsa (Sedyawati, 1999), dan refleksi budaya dan tumbuh
kembang anak (Krisdyatmiko, 1999). Hasil kajian yang dilakukan oleh peneliti
(Iswinarti, Simposium Nasional, 2005) bahwa permainan anak tradisional
mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan intelektual, sosial, emosi,
dan kepribadian anak.
Permainan
tradisional gobag sodor telah lahir sejak ribuan tahun yang lalu, hasil dari
proses kebudayaan manusia zaman dahulu yang masih kental dengan nilai-nilai
kearifan lokal. Meskipun
sudah sangat tua,
ternyata permainan tradisional gobag sodor memiliki peran
edukasi yang sangat manusiawi bagi proses belajar seorang individu, terutama
anak-anak.
Dikatakan demikian, karena secara
alamiah permainan tradisional gobag sodor mampu menstimulasi berbagai
aspek-aspek perkembangan anak yaitu: motorik, kognitif, emosi, bahasa, sosial,
spiritual, ekologis, dan nilai- nilai/moral (Misbach, 2006). Dengan kata lain,
permainan tradisional gobag sodor dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
Satu
lagi langkah untuk memperkenalkan permainan tradisional adalah dengan
memasukkan permainan tradisional sebagai satu aktifitas kurikulum di peringkat
sekolah atau institusi pengajian tinggi. Kelak permainan tradisional hendaknya
ditumbuhkan dan kelak permainan tradisional yang digemari oleh mereka. Tambahan
pula, pertandingan permainan tradisional antara sekolah-sekolah akan
menyemarakkan lagi semangat murid untuk memahirkan diri dengan
permainan-permainan tradisional tertentu. Langkah ini sudah tentu dapat
menghidupkan kembali kegemilangan permainan tradisional dalam kalangan generasi
muda di negara kita
Kesimpulannya, permainan tradisional
memang wajar dikembalikan kegemilangannya dalam kalangan generasi muda. Semua
pihak hendaklah berganding bahu untuk mempopularkan kembali warisan bangsa yang
tidak ternilai harganya ini. Bak kata pepatah, bulat air kerana pembetung,
bulat manusia kerana muafakat. Jika tidak permainan tradisional warisan
berzaman ini hanya tinggal nama sahaja pada suatu masa nanti. Kerjasama dan
iltizam semua pihak akan dapat mempopularkan kembali warisan bangsa kita sampai
bila-bila. (Dr. Ghazali Lateh:2010)
Peran Permainan Tradisional(Anonim
: 2013)
Permainan
tradisional yang ada di berbagai Nusantara ini dapat menstimulasi berbagai
aspek perkembangan anak, seperti :
Aspek
Motorik
|
Melatih
daya tahan, daya lentur, Sensorimotorik, motorik kasar, motorik halus.
|
Aspek
Kognitif
|
Mengembangkan
emaginasi, kreativitas, stategi, antisipatif, pemahaman konstektual.
|
Aspek Emosi
|
Katarsis
emosional, mengasah empati, pengenalan diri.
|
Aspek bahasa
|
Pemahaman konsep-konsep nilai.
|
Aspek sosial
|
Menjalin relasi, kerjasama, melatih
kematangan sosial, dengan teman sebaya danmeletakkan
pondasi untukmelatihketerampilansosialisasi.
|
Aspek spiritual
|
Menyadari keterhubungan dengan sesuatu
yang bersifat Agung (transcendental)
|
Aspek ekologis
|
Memahami
pemanfaatan elemen-elemen
alam
sekitar secara bijaksana.
|
Aspek
nilai-nilai/moral
|
Menghayati
nilai-nilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi
selanjutnya.
|
Bermain
tidak lepas dari gerak sehingga gerak adalah kehidupan dan apabila gerak
tersebut berhenti maka kehidupannya pun akan berakhir. Dijelaskan dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi (2004:6) sebagai berikut:
1) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis melalui akivitas jasmani.
2) Mengembangkan kemampuan gerak dan ketrampilan berbagai macam permainan dan olahraga.
3) Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya mengembangkan dan pemeliharaan
1) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis melalui akivitas jasmani.
2) Mengembangkan kemampuan gerak dan ketrampilan berbagai macam permainan dan olahraga.
3) Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya mengembangkan dan pemeliharaan
Bab
III
Metodologi
Penelitian
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini deskriptif
kualitatif yaitu memberikan penjelasan atau diskripsi tentang permainan gobag
sodor.
Gambar permainan gobag sodor
1) Cara
Bermain
Ø
Membuat
garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu tangkis, bedanya tidak
ada garis yang rangkap.
Ø
Membagi
pemain menjadi dua tim, satu tim terdiri dari 3 – 5 atau dapat disesuaikan
dengan jumlah peserta. Satu tim akan menjadi tim “jaga” dan tim yang lain akan
menjadi tim “lawan”.
Ø
Anggota
tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan , caranya yang dijaga
adalah garis horisontal dan ada juga
yang menjaga garis batas vertikal. Untuk penjaga garis horisontal tugasnya
adalah berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk
melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi
seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal maka tugasnya
adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah
lapangan.
Ø
Tim
yang menjadi “lawan”, harus berusaha melewati baris ke baris hingga baris
paling belakang, kemudian kembali lagi melewati penjagaan lawan hingga sampai
ke baris awal.
2) Dalam
permaian gobag sodor terdapat peraturan :
Ø
Pemain
terbagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 3 – 5 orang (disesuaikan).
Ø
Jika
1 kelompok terdiri dari 5 orang maka lapangan dibagi menjadi 4 kotak persegi
panjang, yang berukuran 5m x 3m (disesuaikan).
Ø
Tim
“jaga” bertugas menjaga agar tim “lawan” tidak bisa menuju garis finish.
Ø
Tim
“lawan” berusaha menuju garis finish dengan syarat tidak tersentuh tim “jaga”
dan dapat memasuki garis finish dengan syarat tidak ada anggota tim “lawan”
yang masih berada di wilayah start.
Ø
Tim
“lawan” dikatakan menang apabila salah satu anggota tim berhasil kembali ke
garis start dengan selamat (tidak tersentuh tim lawan).
Ø
Tim
“lawan” dikatakan kalah jika salah satu anggotanya tersentuh oleh tim “jaga”
atau keluar melewati garis batas lapangan yang telah ditentukan. Jika hal
tersebut terjadi, maka akan dilakukan pergantian posisi yaitu tim “lawan” akan
menjadi tim “jaga”, dan sebaliknya
C.
Analisis data
Istilah permainan gobag
sodor dikenal di daerah jawa tengah, sedangkan di daerah lain seperti kepulauan
Natuna lebih di kenal dengan nama galah, sementara di daerah kepulauan Riau di
kenal dengan nama galah,tetapi di daerah Riau daratan di sbut main cak bur, di
Jawa Barat di kenal dengan nama galah asin atau galasin.
Gobag sodor adalah sejenis
permainan daerah dari Indonesia, khususnya berasal dari Jawa Tengah.Permaianan
ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, dimana
masing-masing grup terdiri dari 3-5 orang.Permainan ini biasanya dimainakan di
lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada, atau bisa juga dengan
menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9x4 m yang di bagi menjadi enam
bagian. Garis batas dari setiap bagian, biasanya diberi tanda dengan kapur.
Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua,
yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas
vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas
horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga
berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas
bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas
vertikal (umumnya hanya satu orang) maka orang ini mempunyai akses untuk
keseluruhan garis batas vertikal yang terletak ditengah lapangan. Permainan ini
sangat mengasyikan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu
berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
1) Beberapa
manfaat yang terkandung dalam permainan gobag sodor
Permainan tradisional mengandung manfaat
positif dan pemahaman moral jika dibanding dengan permainan modern saat ini,
Berikut ini adalah manfaat yang terkandung dalam permainan gobag sodor :
a)
Mengembangkan
keterampilan gerak dasar berlari dan reaksi
b)
Mengembangkan
sikap sosial yang dimiliki anak untuk menyelamatkan temannya dari garis lawan.
c)
Dapat
melatih kecermatan anak dalam menyelesaikan suatu masalah.
d)
Mengasah
otak
e)
Membantu
proses perkembangan fisik dan psikis anak
f)
Mengembangkan
kecerdasan emosi dan antar personal anak
g)
Mengembangkan
logika anak.
Bab
IV
Hasil
Penelitian dan pembahasan
Permainan tradisional adalah permainan yang sangat murah
dan mudah. Perbedaan yang sangat
mencolok antara permainan tradisional dengan permainan modern adalah aksi
interaksi, di saat anak-anak sekarang tergila-gila dengan dunia maya untuk
mengekspresikan diri mereka dan menjalin pertemanan melalui situs jejaring
sosial seperti facebook atau twitter, anak-anak di jaman dulu mengekspresikan
diri dan karakter dengan alam, minat, dan teman sebaya secara langsung. Berlari-larian,
mandi hujan, perosotan di lumpur, mandi di kolam ikan yang keruh, dan memanjat
pohon jambu tetangga. Dari hal-hal yang masuk akal sampai yang melampaui batas
imaginasi pun dijalani dan tidak akan terlupakan.
Pada permainan modern
seorang anak terbatas kemampuannya dalam hal melatih ketangkasan dan
ketrampilan tangan saja. Di samping itu pada permainan modern lebih mendidik
anak untuk bersikap malas dan tidak mau belajar berkreasi atau bahkan tidak
memiliki semangat kreatif karena permainan tersebut hanya bersifat instan.
Sedangkan pada permainan tradisional gobag sodor dimainkan di ruang
terbuka sehingga anak-anak terlibat secara langsung. Oleh karena itu
spontanitas, sportifitas dan kreatifitas anak lebih kelihatan.
Selain itu, permainan
anak modern relatif mahal dan mengharuskan orang tua merogoh kocek lebih dalam.
Sangat berbeda dengan permainan gobag sodor yang murah dan
kebanyakan memanfaatkan alat-alat dan bahan alam di sekitar. Sendal jepit yang
di tumpuk-tumpuk dan dilempar dengan batu saja sudah bisa menjadi sebuah
permainan yang menarik. Dua batang kayu bisa dipakai menjadi sebuah permainan
yang dikenal sebagai permaianan pantak lele. Bahkan lapangan dan garis di tanah
bisa menjadi banyak permainan-permainan menarik,
contohnya permaianan gobag sodor.
Secara langsung dan
tidak langsung, permainan gobag sodor menjadi sebuah dunia
yang luar biasa yang tidak terlupakan dan mengandung nilai positif yang
patut dikembangkan, seperti berlaku adil, tidak curang,
bersosialisasi dengan teman sebaya, menghargai teman sebaya, menjadi kreatif, memanfaaatkan dan menjaga alam,
bertanggung jawab, menghargai waktu, dan masih banyak lainnya.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter yang terkandung dalam permainan tradisional gobak
sodor meliputi: (1) Nilai yang
berhubungan dengan diri sendiri.
No
|
Nilai
|
Implementasi Dalam Permainan
|
1
|
Jujur
|
Jika
berada dalam kelompok yang mentas mengakui jika tersentuh lawan atau melewati
batas mati. Dan jika berada dalam kelompok jaga garis, tidak berbuat curang
dengan keluar dari garis penjagaan.
|
2
|
Bertanggung
jawab
|
Melakukan
tugas jaga garis dengan baik sesuai perannya masing-masing, sebagai anggota
kelompok yang menjaga garis horizontal ataupun jaga garis vertikal.
|
3
|
Bergaya
hidup sehat
|
Sebagai
anggota tim yang menjaga garis berlari
mengejar lawan dan sebagai anggota kelompok yang mentas harus
menghindari sentuhan lawan merupakan kegiatan yang memerlukan tenaga sama
seperti kegiatan berolahraga.
|
4
|
Disiplin
|
Anak-anak
mematuhi ketentuan dan peraturan dalam permainan gobak sodor.
|
5
|
Kerja
keras
|
Anak-anak
berusaha keras menerobos garis-garis yang dijaga lawan untuk mendapatkan
nilai dan kemenangan. Kerja keras ditunjukkan kelompok yang sedang jaga garis
dengan berusaha mengejar anggota kelompok yang sedang mentas untuk
menyentuhnya agar keadaan menjadi berbalik
|
6
|
Percaya
diri
|
Ketika
mulai bermain anak-anak tidak pernah berpikir untuk kalah duluan, mereka
yakin terhadap kemampuannya untuk menang dan dengan berani menghadapi lawan
dalam permainan.
|
(2)
Nilai yang berhubungan dengan sesama.
No
|
Nilai
|
Implementasi dalam permainan
|
1
|
Sadar
akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
|
Sikap
tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi hak diri sendiri dan
orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain dalam
permainan. Melintas di garis yang telah dibuat adalah kewajiban penjaga garis,
dan hak anggota kelompok yang mentas melewati garis penjagaan tersebut
melalui jalur manapun selama masih dalam arena permainan gobak sodor.
|
2
|
Patuh
pada aturan-aturan sosial
|
Sikap
menurut dan taat pada aturan-aturan permainan serta keputusan bersama yang
telah disepakati bersama dalam bermain.
|
3
|
Menghargai
karya dan prestasi orang lain
|
Menerima
kekalahan dan menghargai kemenangan tim lawan.
|
4
|
Demokratis
|
Anak-anak
berunding menentukan permainan yang akan dimainkan, membagi anggota kelompok
dengan hompimpah dan menetukan kelompok pertama yang mentas dengan suit
antara ketua kelompok.
|
2) Beberapa
faktor yang mempengaruhi hilangnya permainan tradisional gobag sodor dikalangan
anak-anak
Tidak ada yang bisa membendung kuat
dan derasnya arus globalisasi dan modernisasi.Kehadirannya tanpa pandang bulu
bisa melibas semua hal. Permainan lawaspun berada dititik liminal antara ada
dan tiada di era ini.Banyak bermunculan permainan alat-alat elektronik canggih,
sehigga membuat para generasi muda untuk memakainya dan lupa akan permainan
yang ada didaerah tempat mereka.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
hilangnya permainan gobag sodor :
Ø
Sarana
dan tempat bermain tidak ada
Salah satu faktor yang turut membantu
percepatan punahnya permainan tradisional adalah karena semakin hilangnya
lahan-lahan terbuka (lapangan) yang biasa dijadikan tempat bermain dan
berkreasi bagi anak-anak. Lahan terbuka, selain sebagai area resapan air hujan
yang baik juga merupakan faktor kunci lestarinya permainan-permainan yang
menurut sebagian orang sudah usang, disamping itu pula adanya lapangan sebagai
ruang publik mampu mendorong dan menciptakan kreativitas yang ada dalam
lingkungan tersebut. Dari miskinnya lahan bermain yang tersedia maka akhirnya
mereka mencari pilihan permainan yang lain, tentu saja dalam hal ini adalah
rentalan perangkat game yang modern.
Ø
Adanya
penyempitan waktu
Semakin kompleksnya tuntutan zaman
terhadap anak yang semakin membebani menyebabkan mereka sibuk dengan tuntutan
disekolahnya. Dengan banyaknya tugas-tugas sekolah dan tuntutan kurikulum yang
semakin tinggi mengakibatkan waktu mereka tersita. Sehingga mereka lebih
memilih permainan instan yang tidak mengeluarkan banyak tenaga dan bisa
dilakukan di rumah. Sekarang ini banyak anak yang memiliki PS di rumah
masing-masing.
Ø
Permainan
tradisional terdesak oleh permainan modern dari luar negeri dimana tidak
memakan tempat, tak terkendala waktu baik itu siang hari, pagi, sore ataupun
malam bisa dilakukan, serta tidak perlu menunggu orang lain untuk bermain.
Ø
Terputusnya
pewarisan budaya yang dilakukan oleh generasi sebelumnya dimana mereka tidak
sempat mencatat, mendata, dan mensosialisasikan sebagai produk budaya
masyarakatnya kepada generasi di bawahnya. Budaya instan yang sudah merasuk
pada setiap anggota masyarakat sekarang juga memberikan sumbangan hilangnya
permainan tradisional. Kita selalu terlena oleh budaya cepat saji, yang penting
sudah tersedia dan siap “dimakan “ tanpa harus melalui proses.
3) Mengapa
permainan tradisional (gobag sodor) perlu dilestarikan?
Dalam
kajian sosial budaya, permainan tradisional merupakan salah satu warisan
budaya. Dan warisan budaya memiliki keperluan untuk dilestarikan dan
dipertahankan keberadaannya. Unsur inimerupakan sebuah sarana sosialisasi yang
efektif dari nilai-nilai yang dipandang penting oleh suatu masyarakat. Nilai–nilai
ini kemudian dapat menjadi pedoman hidup, pedoman berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
Permainan
gobag sodor sebenarnya mengandung banyak nilai fisolfisnya, yaitu yang terwujud
dalam fungsinya sebagai suatu media untuk menurunkan pesan-pesan budaya pada
generasi berikutnya. Selain itu permainan tradisional perlu tetap dilestarikan karena
mempunyai subtansi pembelajaran biologis, kogntif, dan sosioemosional pada
anak. Ini sangat membantu proses pengembangan fisik dan psikis anak.
4) Beberapa
cara yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan kembali permainan gobag sodor :
v
Dengan
cara memperkenalkan kembali kepada anak, melalui kegiatan-kegiatan lomba baik
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan tempat tinggal.
v
Membangun
komunitas, kita bisa membangun komunitas di lingkungan masyarakat, hal ini
membantu untuk turut meletarikan permaianan gobag sodor maupun permainan
tradisional lainnya.
v
Mengadakan
workshop permainan tradisional.
Bab V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan
penulisan karya tulis ini, maka dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional
gobag sodor merupakan salah satu permainan daerah yang sangat mudah dan tidak
perlu mengeluarkan biaya, selain itu terdapat beberapa manfaat dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak,
namun permainan gobag sodor ini telah di kalahkan oleh permaian modern.Faktor
utama yang menyebabkan hilangnya permainan tradisional adalah derasnya arus
globalisasi dan modernisasi.Permainan tradisional merupakan suatu media untuk
menurunkan pesan-pesan budaya kepada generasi berikutnya oleh karenanya perlu
dilestarikan keberadaannya.Saatnya memandang permainan tradisional bukan melulu
sebagai permainan usang, akan tetapi proses pembelajaran yang terkandung di dalamnya
perlu kita renungi bersama.
B.Saran
Kita sebagai penerus
bangsa harus tetap mencintai berbagai macam permainan tradisional walaupun kita
hidup di jaman yang modern tetapi kita tidak boleh meninggalkan permainan
tradisional yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita, selain itu kita harus
menumbuhkan kembali permainanan tradisional yang sekarang telah hilang di
kalangan anak-anak.
Daftar
pustaka
1.
Sedyawati,
E. (1999). Permainan Anak-anak sebagai Aspek Budaya. Editor: Krisdyatmiko. Dolanan
anak: Refleksi budaya dan wahana tumbuhkembang anak. Yogyakarta: Plan
International Indonesia-Yogyakarta dan LPM Sosiatri Fisipol UGM.
2.
Krisdyatmiko,
(1999). Dolanan anak: Refleksi budaya dan
wahana tumbuhkembanganak. Yogyakarta: Plan International Indonesia-Yogyakarta
dan LPM Sosiatri Fisipol UGM
3.
Iswinarti.
(2005). Identifikasi permainan tradisional Indonesia. Laporan hasil survey. Malang: Fakultas Psikologi UMM
4.
Misbach,
Ifa. 2006. Peran Permainan Tradisional
Yang Bermuatan EdukatifDalamMenyumbang Pembentukan Karakter dan Identitas
Bangsa. Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.
8. blankblakaniipinfo.blogspot.com
12. Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004:6)
0 komentar:
Posting Komentar