Jumat, 20 November 2015

Karya Tulis Ilmiah melestarikan permainan tradisional


KARYA TULIS
LUNTURNYA PERMAINAN GOBAG SODOR




Disusun oleh
IRSALINA SANTI KHASANAH
SMA NEGERI 1 CEPER
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
            Negara Indonesia kaya akan budaya, tradisi, bahkan berbagai macam permainan tradisional anak-anak. Dibeberapa daerah, bahkan ada jenis permainan yang sama, meskipun namanya berbeda. Permainan tradisional adalah warisan kekayaan yang perlu dilestarikan.Terlebih lagi aneka permainan tradisional mengandung nilai-nilai positive bagi kehidupan anak.
            Berbagai macam permainan tradisional berkembang di provinsi Jawa tengah, khususnya daerah klaten. Seperti jamuran, petak umpet, engklek, dakon, betengan, lompat tali, ular naga, balap karung, benthik, gobag sodor dan masih banyak lagi bermacam-macam permainan tradisional lainya.Seiring dengan perkembangan teknologi, sebagian besar anak-anak di jaman sekarang jarang, bahkan tidak lagi mengenal permainan tradisional tersebut, karena mereka lebih cenderung bermain game menggunakan alat-alat elektronik, misalnya Handphone, Ipad, Laptop, Komputer, Tablet, selain itu mereka juga lebih menyukai untuk bermain PlayStation hingga berjam-jam.Perkembangan teknologi dewasa ini mampu menghasilkan permainan modern seperti Point Blank, Heroes of 3 Kingdom, War 2, Angry Bird dan permainan modern lainnya yang menyebabkan anak-anak Indonesia terutama anak-anak yang hidup di kota-kota besar mulai melupakan permainan tradisional warisan Indonesia.
Banyak pihak yang cenderung berargumen bahwa permainan tradisional sudah ketinggalan jaman. Padahal permainan tradisional terdapatbanyak manfaat di dalamnya. Salah satu contoh adalah permainan “gobag sodor” , adalah salah satu permainan tradisional yang mulai di tinggalkan, padahal permainan ini termasuk permainan yang mudah dan murah (permainan yang tidak perlu mengeluarkan uang)
Berdasarkan persoalan di atas maka muncul masalah dimana permainan gobag sodor mulai menghilang. Dan anak bangsa indonesia lebih menggemari permainan modern dengan menyebut dirinya sebagai anak gaul, sedangkan permainan tradisional dianggap permainan yang jadul.
Penulis tertarik untuk mengkaji tentang bagaimana cara menghidupkan kembali permainan gobag sodor dan membuktikan bahwa permainan gobag sodor bukan permainan yang usang dan ketinggalan jaman
B.Perumusan masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penulisan karya tulis ini yaitu “bagaimana cara menghidupkan kembali permainan gobag sodor?”
C.Manfaat penulisan
Permainan gobag sodor dapat bermanfaat bagi anak-anak :
1.    Meningkatkan sosialisasi dan interaksi dengan teman sebaya, sehingga memudahkan dalam penyesuaian sosial.
2.    Melatih kelincahan dan ketangkasan anak.
3.    Menumbuhkan sikap percaya diri dan tanggung jawab.
4.    Mengajarkan rasa nasionalisme, cinta tanah air, keterampilan dan strategi, interaksi sosial, sportifitas dan kejujuran.
Penulis berharap setelah membaca karya tulis ini juga pembaca dapat mengetahui dan mengembangkan permainan gobag sodor sebagai permainan tradisional yang patut ditumbuhkan kembali karena mengandung proses pembelajaran yang bermanfaat bagi perkembangan anak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.    Permainan Tradisional Gobag Sodor
            Permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak menggunakan alat.Sedangkan yang di maksud tradisional ialah segala apa yang diturunkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. (Atik Soepandi, dkk : 1985-1986)
Jadi permainan tradisional dapat diartikan segala perbuatan baik yang menggunakan alat atau tidak, yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang sebagai sarana hiburan atau menyenangkan hati.
            Permainan Tradisional merupakan kekayaan budaya bangsa yang mempunyai nilai-nilai luhur untuk dapat diwariskan kepada anak-anak sebagai generasi penerus. Permainan anak tradisional merupakan permainan yang mengandung wisdom (Suseno, 1999), memberikan manfaat untuk perkembangan anak (Iswinarti, 2005), merupakan kekayaan budaya bangsa (Sedyawati, 1999), dan refleksi budaya dan tumbuh kembang anak (Krisdyatmiko, 1999). Hasil kajian yang dilakukan oleh peneliti (Iswinarti, Simposium Nasional, 2005) bahwa permainan anak tradisional mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan intelektual, sosial, emosi, dan kepribadian anak.
            Permainan tradisional gobag sodor telah lahir sejak ribuan tahun yang lalu, hasil dari proses kebudayaan manusia zaman dahulu yang masih kental dengan nilai-nilai kearifan  lokal.  Meskipun  sudah  sangat  tua,  ternyata  permainan  tradisional gobag sodor memiliki peran edukasi yang sangat manusiawi bagi proses belajar seorang individu, terutama anak-anak.
Dikatakan demikian, karena secara alamiah permainan tradisional gobag sodor mampu menstimulasi berbagai aspek-aspek perkembangan anak yaitu: motorik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, spiritual, ekologis, dan nilai- nilai/moral (Misbach, 2006). Dengan kata lain, permainan tradisional gobag sodor dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
            Satu lagi langkah untuk memperkenalkan permainan tradisional adalah dengan memasukkan permainan tradisional sebagai satu aktifitas kurikulum di peringkat sekolah atau institusi pengajian tinggi. Kelak permainan tradisional hendaknya ditumbuhkan dan kelak permainan tradisional yang digemari oleh mereka. Tambahan pula, pertandingan permainan tradisional antara sekolah-sekolah akan menyemarakkan lagi semangat murid untuk memahirkan diri dengan permainan-permainan tradisional tertentu. Langkah ini sudah tentu dapat menghidupkan kembali kegemilangan permainan tradisional dalam kalangan generasi muda di negara kita
Kesimpulannya, permainan tradisional memang wajar dikembalikan kegemilangannya dalam kalangan generasi muda. Semua pihak hendaklah berganding bahu untuk mempopularkan kembali warisan bangsa yang tidak ternilai harganya ini. Bak kata pepatah, bulat air kerana pembetung, bulat manusia kerana muafakat. Jika tidak permainan tradisional warisan berzaman ini hanya tinggal nama sahaja pada suatu masa nanti. Kerjasama dan iltizam semua pihak akan dapat mempopularkan kembali warisan bangsa kita sampai bila-bila. (Dr. Ghazali Lateh:2010)
Peran Permainan Tradisional(Anonim : 2013)
Permainan tradisional yang ada di berbagai Nusantara ini dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, seperti :

Aspek Motorik
Melatih daya tahan, daya lentur, Sensorimotorik, motorik kasar, motorik halus.
Aspek Kognitif
Mengembangkan emaginasi, kreativitas, stategi, antisipatif, pemahaman konstektual.
Aspek Emosi
Katarsis emosional, mengasah empati, pengenalan diri.
Aspek bahasa
Pemahaman konsep-konsep nilai.
Aspek sosial
Menjalin relasi, kerjasama, melatih
kematangan sosial, dengan teman sebaya danmeletakkan pondasi untukmelatihketerampilansosialisasi.
Aspek spiritual
Menyadari keterhubungan dengan sesuatu
yang bersifat Agung (transcendental)
Aspek ekologis
Memahami pemanfaatan elemen-elemen
alam sekitar secara bijaksana.
Aspek nilai-nilai/moral
Menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya.

Bermain tidak lepas dari gerak sehingga gerak adalah kehidupan dan apabila gerak tersebut berhenti maka kehidupannya pun akan berakhir. Dijelaskan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004:6) sebagai berikut:
1) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis melalui akivitas jasmani.
2) Mengembangkan kemampuan gerak dan ketrampilan berbagai macam permainan dan olahraga.
3) Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya mengembangkan dan pemeliharaan

Bab III
Metodologi Penelitian
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini deskriptif kualitatif yaitu memberikan penjelasan atau diskripsi tentang permainan gobag sodor.
Gambar permainan gobag sodor
1)    Cara Bermain
Ø  Membuat garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap.
Ø  Membagi pemain menjadi dua tim, satu tim terdiri dari 3 – 5 atau dapat disesuaikan dengan jumlah peserta. Satu tim akan menjadi tim “jaga” dan tim yang lain akan menjadi tim “lawan”.
Ø  Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan , caranya yang dijaga adalah   garis horisontal dan ada juga yang menjaga garis batas vertikal. Untuk penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal maka tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Ø  Tim yang menjadi “lawan”, harus berusaha melewati baris ke baris hingga baris paling belakang, kemudian kembali lagi melewati penjagaan lawan hingga sampai ke baris awal.
2)    Dalam permaian gobag sodor terdapat peraturan :
Ø  Pemain terbagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 3 – 5 orang (disesuaikan).
Ø  Jika 1 kelompok terdiri dari 5 orang maka lapangan dibagi menjadi 4 kotak persegi panjang, yang berukuran 5m x 3m (disesuaikan).
Ø  Tim “jaga” bertugas menjaga agar tim “lawan” tidak bisa menuju garis finish.
Ø  Tim “lawan” berusaha menuju garis finish dengan syarat tidak tersentuh tim “jaga” dan dapat memasuki garis finish dengan syarat tidak ada anggota tim “lawan” yang masih berada di wilayah start.
Ø  Tim “lawan” dikatakan menang apabila salah satu anggota tim berhasil kembali ke garis start dengan selamat (tidak tersentuh tim lawan).
Ø  Tim “lawan” dikatakan kalah jika salah satu anggotanya tersentuh oleh tim “jaga” atau keluar melewati garis batas lapangan yang telah ditentukan. Jika hal tersebut terjadi, maka akan dilakukan pergantian posisi yaitu tim “lawan” akan menjadi tim “jaga”, dan sebaliknya
C. Analisis data
Istilah permainan gobag sodor dikenal di daerah jawa tengah, sedangkan di daerah lain seperti kepulauan Natuna lebih di kenal dengan nama galah, sementara di daerah kepulauan Riau di kenal dengan nama galah,tetapi di daerah Riau daratan di sbut main cak bur, di Jawa Barat di kenal dengan nama galah asin atau galasin.
Gobag sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia, khususnya berasal dari Jawa Tengah.Permaianan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, dimana masing-masing grup terdiri dari 3-5 orang.Permainan ini biasanya dimainakan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada, atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9x4 m yang di bagi menjadi enam bagian. Garis batas dari setiap bagian, biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang) maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak ditengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
1)    Beberapa manfaat yang terkandung dalam permainan gobag sodor
Permainan tradisional mengandung manfaat positif dan pemahaman moral jika dibanding dengan permainan modern saat ini, Berikut ini adalah manfaat yang terkandung dalam permainan gobag sodor :
a)    Mengembangkan keterampilan gerak dasar berlari dan reaksi
b)    Mengembangkan sikap sosial yang dimiliki anak untuk menyelamatkan temannya dari garis lawan.
c)    Dapat melatih kecermatan anak dalam menyelesaikan suatu masalah.
d)    Mengasah otak
e)    Membantu proses perkembangan fisik dan psikis anak
f)     Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak
g)    Mengembangkan logika anak.

Bab IV
Hasil Penelitian dan pembahasan
            Permainan tradisional adalah permainan yang sangat murah dan mudah. Perbedaan  yang sangat mencolok antara permainan tradisional dengan permainan modern adalah aksi interaksi, di saat anak-anak sekarang tergila-gila dengan dunia maya untuk mengekspresikan diri mereka dan menjalin pertemanan melalui situs jejaring sosial seperti facebook atau twitter, anak-anak di jaman dulu mengekspresikan diri dan karakter dengan alam, minat, dan teman sebaya secara langsung. Berlari-larian, mandi hujan, perosotan di lumpur, mandi di kolam ikan yang keruh, dan memanjat pohon jambu tetangga. Dari hal-hal yang masuk akal sampai yang melampaui batas imaginasi pun dijalani dan tidak akan terlupakan.
Pada permainan modern seorang anak terbatas kemampuannya dalam hal melatih ketangkasan dan ketrampilan tangan saja. Di samping itu pada permainan modern lebih mendidik anak untuk bersikap malas dan tidak mau belajar berkreasi atau bahkan tidak memiliki semangat kreatif karena permainan tersebut hanya bersifat instan. Sedangkan pada permainan tradisional gobag sodor dimainkan di ruang terbuka sehingga anak-anak terlibat secara langsung. Oleh karena itu spontanitas, sportifitas dan kreatifitas anak lebih kelihatan.
Selain itu, permainan anak modern relatif mahal dan mengharuskan orang tua merogoh kocek lebih dalam. Sangat berbeda dengan permainan gobag sodor yang murah dan kebanyakan memanfaatkan alat-alat dan bahan alam di sekitar. Sendal jepit yang di tumpuk-tumpuk dan dilempar dengan batu saja sudah bisa menjadi sebuah permainan yang menarik. Dua batang kayu bisa dipakai menjadi sebuah permainan yang dikenal sebagai permaianan pantak lele. Bahkan lapangan dan garis di tanah bisa menjadi banyak permainan-permainan menarik, contohnya permaianan gobag sodor.
Secara langsung dan tidak langsung, permainan gobag sodor menjadi sebuah dunia yang luar biasa yang tidak terlupakan dan mengandung nilai positif yang patut dikembangkan, seperti berlaku adil, tidak curang, bersosialisasi dengan teman sebaya, menghargai teman sebaya, menjadi kreatif, memanfaaatkan dan menjaga alam, bertanggung jawab, menghargai waktu, dan masih banyak lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter  yang terkandung dalam permainan tradisional gobak sodor  meliputi: (1) Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri.
No
Nilai
Implementasi Dalam Permainan
1
Jujur
Jika berada dalam kelompok yang mentas mengakui jika tersentuh lawan atau melewati batas mati. Dan jika berada dalam kelompok jaga garis, tidak berbuat curang dengan keluar dari garis penjagaan.
2
Bertanggung jawab
Melakukan tugas jaga garis dengan baik sesuai perannya masing-masing, sebagai anggota kelompok yang menjaga garis horizontal ataupun jaga garis vertikal.
3
Bergaya hidup sehat
Sebagai anggota tim yang menjaga garis berlari  mengejar lawan dan sebagai anggota kelompok yang mentas harus menghindari sentuhan lawan merupakan kegiatan yang memerlukan tenaga sama seperti kegiatan berolahraga.
4
Disiplin
           
Anak-anak mematuhi ketentuan dan peraturan dalam permainan gobak sodor.
5
Kerja keras
Anak-anak berusaha keras menerobos garis-garis yang dijaga lawan untuk mendapatkan nilai dan kemenangan. Kerja keras ditunjukkan kelompok yang sedang jaga garis dengan berusaha mengejar anggota kelompok yang sedang mentas untuk menyentuhnya agar keadaan menjadi berbalik
6

Percaya diri
Ketika mulai bermain anak-anak tidak pernah berpikir untuk kalah duluan, mereka yakin terhadap kemampuannya untuk menang dan dengan berani menghadapi lawan dalam permainan.


(2) Nilai yang berhubungan dengan sesama.
No
Nilai
Implementasi dalam permainan
1
Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain dalam permainan. Melintas di garis yang telah dibuat adalah kewajiban penjaga garis, dan hak anggota kelompok yang mentas melewati garis penjagaan tersebut melalui jalur manapun selama masih dalam arena permainan gobak sodor.
2
Patuh pada aturan-aturan sosial
Sikap menurut dan taat pada aturan-aturan permainan serta keputusan bersama yang telah disepakati bersama dalam bermain.
3
Menghargai karya dan prestasi orang lain
Menerima kekalahan dan menghargai kemenangan tim lawan.
4
Demokratis
Anak-anak berunding menentukan permainan yang akan dimainkan, membagi anggota kelompok dengan hompimpah dan menetukan kelompok pertama yang mentas dengan suit antara ketua kelompok.

2)    Beberapa faktor yang mempengaruhi hilangnya permainan tradisional gobag sodor dikalangan anak-anak
Tidak ada yang bisa membendung kuat dan derasnya arus globalisasi dan modernisasi.Kehadirannya tanpa pandang bulu bisa melibas semua hal. Permainan lawaspun berada dititik liminal antara ada dan tiada di era ini.Banyak bermunculan permainan alat-alat elektronik canggih, sehigga membuat para generasi muda untuk memakainya dan lupa akan permainan yang ada didaerah tempat mereka.
           
Beberapa faktor yang mempengaruhi hilangnya permainan gobag sodor :
Ø  Sarana dan tempat bermain tidak ada
Salah satu faktor yang turut membantu percepatan punahnya permainan tradisional adalah karena semakin hilangnya lahan-lahan terbuka (lapangan) yang biasa dijadikan tempat bermain dan berkreasi bagi anak-anak. Lahan terbuka, selain sebagai area resapan air hujan yang baik juga merupakan faktor kunci lestarinya permainan-permainan yang menurut sebagian orang sudah usang, disamping itu pula adanya lapangan sebagai ruang publik mampu mendorong dan menciptakan kreativitas yang ada dalam lingkungan tersebut. Dari miskinnya lahan bermain yang tersedia maka akhirnya mereka mencari pilihan permainan yang lain, tentu saja dalam hal ini adalah rentalan perangkat game yang modern.
Ø  Adanya penyempitan waktu
Semakin kompleksnya tuntutan zaman terhadap anak yang semakin membebani menyebabkan mereka sibuk dengan tuntutan disekolahnya. Dengan banyaknya tugas-tugas sekolah dan tuntutan kurikulum yang semakin tinggi mengakibatkan waktu mereka tersita. Sehingga mereka lebih memilih permainan instan yang tidak mengeluarkan banyak tenaga dan bisa dilakukan di rumah. Sekarang ini banyak anak yang memiliki PS di rumah masing-masing.
Ø  Permainan tradisional terdesak oleh permainan modern dari luar negeri dimana tidak memakan tempat, tak terkendala waktu baik itu siang hari, pagi, sore ataupun malam bisa dilakukan, serta tidak perlu menunggu orang lain untuk bermain.
Ø  Terputusnya pewarisan budaya yang dilakukan oleh generasi sebelumnya dimana mereka tidak sempat mencatat, mendata, dan mensosialisasikan sebagai produk budaya masyarakatnya kepada generasi di bawahnya. Budaya instan yang sudah merasuk pada setiap anggota masyarakat sekarang juga memberikan sumbangan hilangnya permainan tradisional. Kita selalu terlena oleh budaya cepat saji, yang penting sudah tersedia dan siap “dimakan “ tanpa harus melalui proses.

3)    Mengapa permainan tradisional (gobag sodor) perlu dilestarikan?     
Dalam kajian sosial budaya, permainan tradisional merupakan salah satu warisan budaya. Dan warisan budaya memiliki keperluan untuk dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya. Unsur inimerupakan sebuah sarana sosialisasi yang efektif dari nilai-nilai yang dipandang penting oleh suatu masyarakat. Nilai–nilai ini kemudian dapat menjadi pedoman hidup, pedoman berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Permainan gobag sodor sebenarnya mengandung banyak nilai fisolfisnya, yaitu yang terwujud dalam fungsinya sebagai suatu media untuk menurunkan pesan-pesan budaya pada generasi berikutnya. Selain itu permainan tradisional perlu tetap dilestarikan karena mempunyai subtansi pembelajaran biologis, kogntif, dan sosioemosional pada anak. Ini sangat membantu proses pengembangan fisik dan psikis anak.
4)    Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan kembali permainan gobag sodor :
v  Dengan cara memperkenalkan kembali kepada anak, melalui kegiatan-kegiatan lomba baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan tempat tinggal.
v  Membangun komunitas, kita bisa membangun komunitas di lingkungan masyarakat, hal ini membantu untuk turut meletarikan permaianan gobag sodor maupun permainan tradisional lainnya.
v  Mengadakan workshop permainan tradisional.
Bab V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
            Berdasarkan penulisan karya tulis ini, maka dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional gobag sodor merupakan salah satu permainan daerah yang sangat mudah dan tidak perlu mengeluarkan biaya, selain itu terdapat beberapa manfaat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak, namun permainan gobag sodor ini telah di kalahkan oleh permaian modern.Faktor utama yang menyebabkan hilangnya permainan tradisional adalah derasnya arus globalisasi dan modernisasi.Permainan tradisional merupakan suatu media untuk menurunkan pesan-pesan budaya kepada generasi berikutnya oleh karenanya perlu dilestarikan keberadaannya.Saatnya memandang permainan tradisional bukan melulu sebagai permainan usang, akan tetapi proses pembelajaran yang terkandung di dalamnya perlu kita renungi bersama.   
B.Saran
Kita sebagai penerus bangsa harus tetap mencintai berbagai macam permainan tradisional walaupun kita hidup di jaman yang modern tetapi kita tidak boleh meninggalkan permainan tradisional yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita, selain itu kita harus menumbuhkan kembali permainanan tradisional yang sekarang telah hilang di kalangan anak-anak.

Daftar pustaka
1.    Sedyawati, E. (1999). Permainan Anak-anak sebagai Aspek Budaya. Editor: Krisdyatmiko. Dolanan anak: Refleksi budaya dan wahana tumbuhkembang anak. Yogyakarta: Plan International Indonesia-Yogyakarta dan LPM Sosiatri Fisipol UGM.
2.    Krisdyatmiko, (1999). Dolanan anak: Refleksi budaya dan wahana tumbuhkembanganak. Yogyakarta: Plan International Indonesia-Yogyakarta dan LPM Sosiatri Fisipol UGM
3.    Iswinarti. (2005). Identifikasi permainan tradisional Indonesia. Laporan hasil survey. Malang: Fakultas Psikologi UMM
4.    Misbach, Ifa. 2006. Peran Permainan Tradisional Yang Bermuatan EdukatifDalamMenyumbang Pembentukan Karakter dan Identitas Bangsa. Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.
8.    blankblakaniipinfo.blogspot.com

12.  Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004:6)

0 komentar:

Posting Komentar

 

IESKHA Template by Ipietoon Cute Blog Design