TUGAS AKHLAK
TASAWUF
ETIKA, MORAL,DAN
SUSILA
Disusun Oleh
Irsalina
Santi Khasanah (15650008)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
PRODI TEKNIK
INFORMATIKA
TAHUN
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejarah Agama menunjukkan
bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan Syari’ah agama itu
hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya
berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya
sebagai formalitas belaka, semua bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya
kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia
terhadapnya adalah pangkalan yang menentukan corak hidup manusia. Etika, moral
dan susila adalah pola tindakan yang didasarkan nilai mutlak kebaikan.
Islam merupakan agama yang santun karena dalam Islam
sangat menjunjung tinggi pentingnya akhlak, etika dan moral. Ketiganya adalah
hal yang sangat penting karena telah mencakup segala pengertian tingkahlaku,
tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam
hubungannya dengan Allah Swt atau dengan sesama makhluk.
Timbulnya kesadaran serta pendirian Akhlak, etika,
moral, dan susila merupakan pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak
kebaikan. Hidup yang selalu berpegang teguh pada akhlak, etika, moral dan
susila adalah tindakan yang tepat dalam mewujudkan terhadap kesadaran akhlak,
sebaliknya hidup yang tidak sesuai dengan akhlak, etika, moral dan susila yang
baik merupakan tindakan yang menentang kesadaran tersebut. Sebagai generasi
penerus kita harus selalu berakhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari demi
terciptanya kehidupan yang rukun dan damai. Untuk itu pada makalah ini akan
sedikit kami paparkan mengenai pengertian, persaman dan hubungan akhlak, etika,
moral, dan susila
B. Rumusan
Masalah
Berdasar dari latar belakang diatas
, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa
pengertian etika, moral dan susila?
2.
Apa Persamaan dan Perbedaan Akhlak dengan Etika, Moral, dan Susila?
3.
Apa Hubungan antara Akhlak dengan Etika, Moral, dan Susila?
4.
Apa hubungan
etika, moral dan norma dalam bidang IT?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian etika, moral, dan susila.
2.
Mengetahui
persamaan dan perbedaan Akhlak dengan Etika, Moral, dan Susila.
3.
Mengetahui Hubungan
antara Akhlak dengan Etika, Moral, dan Susila.
4.
Mengetahui
hubungan etika, moral dan norma dalam bidang IT.
Bab II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Etika, Moral dan Susila
1.
Pengertian Etika
Secara etimologi, etika
berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat.
Dalam KBBI etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlaq (moral).
Secara terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan yang semuanya itu
tergantung pada sudut pandang masing-masing ahli. Ahmad Amin mengartikan etika
sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Soegarda
Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang
baik-buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga
nilai-nilai itu sendiri Ki Hajar Dewantara menjelaskan etika merupakan ilmu
yang mempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia semuanya,
teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan dan perasaan sdampai mengenai tujuan yang dapat merupakan
perbuatan. Austin Fogothey (seperti yang dikutip Ahmad Charris Zubair)
mengatakan bahwa etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan tentang
manusia dan masyarakat sebagi antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu
politik dan hukum.
Frankena (seperti juga
dikutip Ahmad Charris Zubair) menyatakan bahwa etika sebagi cabang filsafat,
yaitu filsafat moral atau pemikiran filsafat tentang moralitas, problem moral,
dan pertimbangan moral. Dalam Encyclopedia Britanica , etika dinyatakan
sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dan konsep-konsepnilai
baik, buruk, harus, benar, salah dan sebagainya.Dari beberapa definisi
tersebut, etika berhubungan erat dengan empat hal:
Dari beberapa definisi etika
tersebut dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal
sebagai berikut :
Ø Dilihat
dari segi obyek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan
oleh manusia.
Ø Dilihat
dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal fikiran atau filsafat. Sebagai
hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula
universal. Ia terbatas, dapat berubah, memilki kekurangan dan kelebihan. Selain
itu etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas prilaku manusia seperti
ilmu antropologi,psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan
sebagainya. Hal ini dimungkinkan, karena berbagai ilmu yang disebutkan itu
sama-sama memiliki obyek pembahasan yang sama dengan etika, yaitu perbuatan
manusia.
Ø Dilihat
dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan
tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya.
Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah
prilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Peranan etika dalam hal ini tampak
sebagai wasit atau hakim, dan bukan sebagai pemain. Ia merupakan konsep atau
pemikiran mengenai nilai-nilai untuk digunakan dalam menentukan posisi atau
status perbuatan yang dilakukan manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian
system nilai-nilai yang ada.
Ø Dilihat
dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai
dengan tuntunan zaman.
Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan
manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan
para filosof barat mengenai perbuatan yang baik atau buruk dapat dikelompokkan
kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berpikir. Dengan demikian
etika sifatnya humanistis dan anthropocentris ,yakni berdasarkan pada pemikiran manusia dan diarahkan pada
manusia.Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku
yangdihasilkan oleh akal manusia.
2. Pengertian
Moral
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusiamenyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki
nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang
harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan
prosessosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang
mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia
harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah
nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang
dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai
dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral
yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan
yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan
pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.
Adapun pengertian moral dalam
kamus filsafat dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar
atau salah, tepat atau tidak tepat.
b) Sesuai
dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik,
adil dan pantas.
c) Memiliki:
ü Kemampuan
untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau salah.
ü Kemampuan
untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan kaidah- kaidah perilaku nilai benar
dan salah.
d) Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan
orang lain
Secara umum, MORAL dapat diartikan
sebagai batasan pikiran, prinsip, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia
tentang nilai-nilai baik dan buruk atau benar dan salah. Moral merupakan suatu
tata nilai yang mengajak seorang manusia untuk berperilaku positif dan tidak
merugikan orang lain. Seseorang dikatakan telah bermoral jika ucapan, prinsip,
dan perilaku dirinya dinilai baik dan benar oleh standar-standar nilai yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya.
Ø
Macam- macam moral
1. Moral
keagamaan
Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran
agama Islam.
2.
Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata
3.
Pengertian Susila
Susila atau kesusilaan berasal
dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Kata tersebut berasal
dari bahasa Sansekerta, yaitu Su dan Sila.
Su berarti baik, bagus dan Sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau
norma.
Kata
Susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang lebih baik.
Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang a
susila adalah orang yang berkelakuan buruk. Pada pelaku Zina (pelacur) misalnya
sering diberi gelar sebagai Tuna Susila.
Selanjutnya
kata susila dapat pula berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya. Dan
kesusilaan sama dengan kesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih mengacu
kepada upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan
hidup yang sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Kesusilaan menggambarkan keadaan dimana orang selalu menerapkan nilai-nilai
yang dipandang baik.
Sama
halnya dengan moral, pedoman untuk membimbing orang agar berjalan dengan baik
juga berdasarkan pada nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat dan mengacu
kepada sesuatu yang dipandang baik oleh masyarakat
B. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AKHLAK, ETIKA, MORAL,
DAN SUSILA.
a) Persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila.
Akhlaq,
Etika, Moral , dan Susila secara konseptual memiliki makna yang berbeda, namun
pada aras praktis, memiliki prinsip-prinsip yang sama, yakni sama-sama
berkaitan dengan nilai perbuatan manusia. Seseorang yang sering kali
berkelakuan baik kita sebut sebagai orang yan berakhlaq, beretika, bermoral,
dan sekaligus orang yang mengerti susila. Sebaliknya, orang yang perilakunnya
buruk di sebut orang yang tidak berakhlaq, tidak bermoral, tidak tahu etika
atau orang yang tidak berasusila. Konotasi baik dan buruk dalam hal ini sangat
bergantung pada sifat positif atau negative dari suatu perbuatan manusia
sebagai makhluk individual dalam komunitas sosialnya.
Dalam
perspektif agama, perbuatan manusia didunia ini hanya ada dua pilihan yaitu
baik dan benar. Jalan yang di tempuh manusia adalah jalan lurus yang sesuai
dengan petunjuk ajaran agama dan keyakinannya, atau sebaliknya, yakni jalan
menyimpang atau jalan setan, kebenaran atau kesesatan. Itu sebuah logika binner
yang tidak pernah bertemu dan tidak pernah ada kompromi. Artinya, tidak boleh
ada jalan ketiga sebagai jalan tengah antara keduanya.
Keempat istilah tersebut
sama-sama mengacu pada perbuatan manusia yang selanjutnya ia diberikan
kebebasan untuk menentukan apakah mau memilih jalan yang berniai baik atau
buruk, benara atau salah berdasarkan kepeutusannya. Tentu saja, masing-masing
pilihan mempunyai konsekuensi berbeda.
Ditinjau
dari aspek pembentukan karakter, keempat istilah itu merupakan suatu proses
yang tidak pernah ada kata berhenti di dalamnya. Proses itu harus terus-menerus
di dorong untuk terus menginspirasi terwujudnya manusia –manusia yang memiliki
karakter yang baik dan mulia, yang kemudian terefleksikan ke dalam bentuk
perilaku pada tataran fakta empiric di lapangan sosial dimana manusia tinggal.
Kesadaran terhadap arah yang positif ini menjadi penting ditanamkan, agar
supaya tugas manusia sebagai khalifatullah fi al-ardi menjadi kenyataan sesuai
titah Allah swt. Bukankah Allah telah membekali manusia berupa sebuah potensi
fitri, jika manusia mampu memeliharanya, maka ia akan mencapai drajad yang
lebih mulia dari pada malaikat. Sebaliknya, jika tidak mampu, maka ia akan
jatuh ke posisi drajad binatang dan bahkan lebih sesat lagi. Inilah di
antara argumentasinya, bahwa betapa perilaku manusia itu harus senatiasa
dibina, di bombing, di arahkan bahkan harus di control melalui
regulasi-regulasi, agar supaya manusia selalu berada di jalan yang benar dan
lurus. Untuk mewujudkan cita-cita luhur itu, memang dibutuhkan suatu proses
yang panjang sekaligus dengan cost yang tidak sedikit.
b) Perbedaan antara akhlak, etika, moral dan susila.
Berdasarkan
paparan di atas, maka secara formal perbedaan keempat istilah tersebut adalah antara lain sebagai berikut:
1)
Etika bertolak ukur pada akal pikiran atau rasio.
2)
Moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang berlaku pada masyarakat.
3)
Etika bersifat pemikiran filosofis yang berada pada tataran konsep atau
teoritis.
4)
Pada aras aplikatif, etika bersifat lokalitas dan temporer sesuai consensus,
dengan demikian dia disebut etiket (etiqqueta), etika praksis, atau dikenal
juga dengan adab/tatakrama/tatasusila.
5)
Moral berada pada dataran realitas praktis dan muncul dalam tingkah laku
yang berkembang dalam masyarakat.
6)
Etika di pakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
7)
Moral yang di ungkapkan dengan istilah moralitas di pakai untuk menilai
suatu perbuatan.
8)
Akhlaq berada pada tataran aplikatif dari suatu tindakan manusia dan
bersifat umum, namun lebih mengacu pada barometer ajaran agama. Jadi, etika
islam (termasuk salah satu dari berbagai etika relegius yang ada) itu tidak
lain adalah akhlaq itu sendiri.
9)
Susila adalah prinsip-prinsip yang menjadi landasan berpijak masyarakat,
baik dalam tindakan maupun dalam tata cara berpikir, berdasarkan
kearifan-kearifan local.
10) Akhlaq juga
berada pada level spontanitas-spesifik, karena kebiasaan individual/ komunitas
yang dapat disebut dengan “Adab” , seperti adab encari ilmu, adab pergaulan
keluarga dan lain-lain.
C. HUBUNGAN
ETIKA, MORAL DAN SUSILA, DENGAN AKHLAK
Dilihat dari
fungsi dan perannya, secara substansial dapat dikatakan bahwa etika, moral,
susila dan akhlak adalah identik, yaitu sama-sama mengacu kepada manusia baik
dari aspek perilaku ataupun pemikiran khususnya pada penentuan hukum atau nilai
dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya.
Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat
yang baik, teratur, aman, damai dantenteram sehingga sejahtera batiniah dan
lahiriah. Peranan Etika, Moral, Susila, dan Akhlak sangat penting bagi
pembentukan karakter individu maupun masyarakat.
Perbedaan
antara etika, moral dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang
dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika pada etika penilaian
baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila
berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran
yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalahal-qur’an dan
al-hadis.
Perbedaan
lain antara etika, moral dan susila terlihat pada sifat dan kawasan
pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka moral dan susila
lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara
umum, sedangkan moral dan susila bersifat lokal dan individual. Etika
menjelaskan ukuran baik-buruk, sedangkan moral dan susila menyatakan ukuran
tersebut dalam bentuk perbuatan.
Namun
demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan
membutuhkan. Uraian diatas menunjukkanengan jelas bahwa etika, moral dan susila
berasal dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui
sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara
akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berasal petunjuk al-qur’an dan
hadis. Dengan kata lain, jika etika, moral dan susila berasal dari manusia,
sedangkan akhlak dari Tuhan.
Dengan
demikian keberadaan etika, moral dan susila sangat dibutuhkan dalam rangka
menjabarkan dan mengoperasionalisasikan ketentuan akhlak yang berada di dalam
agama khususnya pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Disinlah letak peranan dari
etika, moral dan susila terhadap akhlak. Pada sisi lain akhlak juga berperan
untuk memberikan batasan-batasan umum dan universal, agar apa yang dijabarkan
dalam etika, moral dan susila tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang luhur
dan tidak membawa manusia menjadi sesat (tetap pada koridor humanis)
D. HUBUNGAN
ETIKA, MORAL, DAN NORMA DALAM BIDANG IT
Etika lebih banyak bersifat teori,
sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Dilihat dari fungsi dan
peranannya, dapat dikatakan bahwa etika, moral, itu sama, yaitu menentukan
hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan
baik dan buruknya. Melihat pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi saat
ini terkadang merubah tingkah laku dan kebiasaan dari pola hidup dan cara
berfikir manusia. Perubahan ini berpengaruh terhadap cara pandang manusia
terhadap etika dan norma-norma dalam kehidupannya. Orang yang biasanya
melakukan komunikasi secara langsung dengan orang lain atau berinteraksi secara
fisik, oleh karena perkembangan teknologi internet dan email maka interaksi
tersebut menjadi berkurang. Bahkan dengan tekhnologi Handphone sekarang manusia
sudah tidak memikirkan jarak dan waktu dalam berinteraksi. Teknologi sebenarnya
hanya sebagai alat. Faktor yang terpenting adalah manusia itu sendiri. Jangan
sampai manusia membiarkan dirinya dikuasai oleh teknologi tetapi kita harus
bisa mengalahkan tekhnologi, karena teknologi dikembangkan untuk membantu
manusia dalam melaksanakan aktifitasnya. Semakin pesatnya teknologi informasi
dan komunikasi sekarang ini menunjukkan bahwa tidak adanya batas antara mana
yang bersifat publik dan mana yang bersifat privasi. Teknologi yang ada
terutama internet juga memberikan berbagai macam efek terhadap pola hidup
manusia, sangat bermanfaat sebagai media untuk belajar, komunikasi promosi,dan
sebagainya. Teknologi juga tidak sedikit yang memiliki muatan yang tidak ramah,
khususnya bagi anak-anak. Contohnya Konten bermuatan pornografi yang marak dan
hanya menguntungkan salah satu pihak, tanpa memperhatikan dampak sosial yang
lain. Pelanggaran-pelanggaran juga sering terjadi dalam dunia teknologi, mulai
dari pelanggaran hak cipta, pencemaran nama baik, cyberstalking, spamming,
hacking maupun cracking. Dari sini etika sangat diperlukan, bagaimana sikap
kita dalam berteknologi dan saat menjelajahi dunia maya atau cyberworld. Ketika
kita menulis atau posting, atau saat blogwalking, atau menulis status di facebook
atau yang lainnya, apakah kata -kata kita mengenai sesuatu itu tergolong baik
atau buruk, dan menyinggung perasaan orang lain atau tidak. dan apa dampaknya.
Kerap sekali
terjadi pelecehan dimana-mana, mulai dari pelecehan
agama, ras, suku bangsa dan negara dan itu terjadi didunia maya.
Kita sebagai pengguna teknologi
seharusnya dapat dan mau belajar mengenai norma-norma dan etika dalam
menggunakan teknologi baik itu komputer, internet dan teknologi lainnya. Jangan
sampai kita melakukan pelanggaran dalam berteknologi apalagi sampai merugikan
orang lain, menggunakan komputer untuk mencuri, mengganggu hak atau karya orang
lain dan sebagainya. Hendaknya kita selalu mempertimbangkan dan menaruh respek
terhadap sesama saat menggunakan Teknologi. Apalagi sekarang telah ada UU ITE
yang mengatur tentang Informasi dan transaksi elektronik. Sanksi yang diberikan
kepada para pelanggar teknologi atas hak dan privasi seseorang dan kejahatan di
dunia online setidaknya dapat memberi efek jera kepada mereka, sehingga tidak
lagi terjadi lagi pelanggaran-pelanggaran berikutnya. Hukum juga sebaiknya
memberikan perlindungan yang menyeluruh terhadap privasi seseorang, termasuk
dalam dunia maya. Jika kita selalu beretika dalam berteknologi, memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, secara baik dan benar maka
semuanya akan dapat berjalan secara selaras dan seimbang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akhlak bertujuan hendak
menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna dan membedakan dengan
makhluk makhluk yang lain. Etika dan moral memiliki perbedaan, yaitu: kalau
dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau
buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam
pembicaran moral tolak ukur yang digunakan adalah norma-norma yang berkembang
dan berfungsi di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran
filosofis dan berada dalam dataran konsep-konsep. Kesadaran moral dapat juga
berwujud rasional dan obyektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umum dapat
diterima oleh masyarakat. Etika, moral, susila dan akhlak sama, yaitu
menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk
ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama sama menghendaki
terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram
sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya.
Daftar
Pustaka
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996
https://ismailmg677.wordpress.com/2014/01/08/perbedaan-antara-akhlak-etika-dan-moral/
0 komentar:
Posting Komentar